DPR - Dewan Perwakilan Rakyat

01/25/2022 | News release | Distributed by Public on 01/25/2022 08:12

Sukamta: MEF TNI Harus Mampu Antisipasi Potensi Perang Siber

Anggota Komisi I DPR RI Sukamta dalam Rapat Kerja Komisi I DPR RI dengan Panglima TNI dan para Kepala Staf AD, AU, AL di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (24/1/2022). Foto: Runi/Man

Anggota Komisi I DPR RI Sukamta meminta skema pemenuhan kekuatan pokok minimum atau minimum essential force (MEF) TNI harus mampu mengantisipasi potensi terjadinya perang siber. Menurutnya, di era digital semua alat mudah dikoneksikan sehingga tidak ada kendala dalam pengoperasiannya. Karenanya, ia berharap peralatan pertahanan TNI bisa digunakan dengan teknologi digital.

"MEF TNI AD, TNI AL, dan TNI AU peralatan yang dibeli adalah 'alat perang tradisional', padahal ke depan melibatkan siber, perang siber, maupun hybrid," kata Sukamta dalam Rapat Kerja Komisi I DPR RI dengan Panglima TNI dan para Kepala Staf AD, AU, AL di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (24/1/2022).

Dia menambahkan, dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional (PSDN) Pertahanan Negara, teknologi siber sudah menjadi tema. Ia pun mempertanyakan apakah dalam MEF TNI sudah menyiapkan peralatan terkait dengan perang siber. Lebih lanjut, ia mengusulkan agar dibentuk angkatan siber di TNI guna merespons ancaman cyber crime terhadap pertahanan dan keamanan nasional.

"Saya sejak tahun 2014 nengusulkan bukan hanya peralatan, melainkan TNI sudah saatnya punya angkatan siber, bukan hanya sekadar unit siber di darat, unit siber di laut, atau di udara. Tapi memang cyber army karena menurut saya perang digital ini harus dihadapi oleh tentara," ujar politisi Partai Keadilan Sejahtera (F-PKS) itu.

Dikatakan Sukamta, perang siber harus dihadapi para prajurit TNI sehingga perlu dibentuk matra tersendiri untuk hadapi ancaman siber di masa mendatang. Menurut dia, angkatan siber TNI akan lebih loyal ketimbang membentuk pasukan siber dari kalangan sipil. Loyalitas angkatan siber nantinya bisa seperti prajurit-prajurit Kopassus atau pasukan elite lainnya.

Tanpa loyalitas, sambung legislator dapil Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tersebut, mereka akan mudah dibeli. Hal ini akan membahayakan negara. "Sehingga perlu sekali dipikirkan siber ini menjadi satu matra tersendiri dan maksimumnya. Tapi setidak-tidaknya kami berharap TNI punya kesiapan serius," jelas Sukamta.

Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa menyampaikan capaian MEF TNI selama tahun 2021, yakni TNI AD sebesar 76,23 persen, TNI AL 59,69 persen, dan TNI AU 51,01 persen. Secara keseluruhan MEF TNI pada tahun 2021 sebesar 62,31 persen. "MEF TNI lebih pada rematerialisasi, revitalisasi, relokasi, pengadaan, dan penghapusan. Memang ini terlihat menurunkan capaian MEF TNI," ujar Andika.

Selain pencapaian target MEF TNI pada tahun 2021, raker juga membahas skenario TNI terhadap dinamika keamanan di Laut Natuna Utara dan Indo-Pasific, perkembangan penanganan kasus-kasus hukum prajurit TNI, serta strategi dan pendekatan TNI dalam menyelesaikan permasalahan di Papua dan Papua Barat. (ann/sf)